HUBUNGAN HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA IBU DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS RSUD PRAYA

Baiq Rina Mardiani. 2019. Hubungan Hubungan Sosial Budaya Ibu dengan pemberrian Kolostrum di Ruang Nifas RSUD Praya. Skripsi. Program Studi S1 Pendidikan Bidan dan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar Lombok Timur. Bimbingan Ernawati S.ST, M.Kes, sebagai pembimbing I, dan Dwi Wirastri, STr.Keb,.M.Kes, sebagai Pembimbing II.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh kebiasaan yang kurang baik seperti pemberian prolaktal apabila ASI belum keluar pada hari pertama setelah melhirkan, menyebabkan berkurangnya kesempatan untuk merangsang produksi ASI sedini mungkin melalui isapan bayi pada payudara ibu disamping itu masih banyak ibu-ibu tidak memanfaatkan Kolostrum yang keluar pada hari-hari pertama. Adapun kepercayaan dari turun temurun bahwa cairan yang berwarna kuning kental itu bisa digantikan dengan madu asli. Tujuan penelitian ini untuk mengetaahui Hubungan Sosial Budaya dengan Pemberian Kolostrum di ruang Nifas RSUD Praya.Penelitian Menggunakan Deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-sectional, jumlah sampel 68 ibu nifas. Pengumpilan data melalui wawancara dan observasi langsung ke responden pada bulan Maret 2019. Dari hasil penelitian didapatkan masih ada responden yang percaya tentang sosial budaya yangtidak memberian Kolostrum pada bayi baru lahir. Untuk melihat Hubungan menggunakan analiss uji Chi Squere. Pada penelitian ini terdapat 2(dua) variabel mempunyai hubungan bermakna secara statistik yaitu : sosial budaya ibu dengan pemberian kolostrum dengan nilai (ρ=0,001). Kesimpulan, dengan Sosial budaya yang tinggi maka tingkat memberian kolostrum menjadi berkurang karena faktor kepercayaan responden di Ruang Nifas RSUD Praya.
Kata kunci : Sosial Budaya, Kolostrum, Ibu Nifas