HUBUNGAN FAKTOR IBU DAN BAYI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN DI WILAYAH KERJA UPT BLUD PUSKESMAS GERUNG

Latar Belakang: Stunting merupakan masalah gizi yang banyak terjadi, yaitu
yaitu kondisi tinggi badan anak jauh lebih pendek dibanding tinggi badan anak
seusianya. Prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan data Survei Gizi SSGBI
tahun 2019 sebanyak 27,67%. Prevalensi stunting di provinsi Nusa Tenggara
Barat sebanyak 33,49% sedangkan di Lombok Barat sebesar 33,49%.
Tujuan: Mengetahui hubungan faktor ibu dan bayi terhadap kejadian stunting
pada balita usia 25-59 bulan di Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas Gerung
tahun 2021.
Metode: Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan cross
sectional. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 160 ibu
dan balita dengan tekhnik pengambilan sampel dengan simple random sampling.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.
Hasil: Berdasarkan hasil analisis uji statistik didapatkan bahwa terdapat 6 variabel
yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita yaitu status gizi ibu (p-value =
0,026), pengetahuan (p-value = 0,017), berat badan lahir (p-value = 0,007),
panjang badan lahir (p-value = 0,001), pemberian ASI (p-value = 0,011) dan
riwayat infeksi (p-value = 0,002). Sedangkan faktor umur ibu (p-value = 1,000)
dan jarak kelahiran (p-value = 0,746) tidak memiliki hubungan dengan kejadian
stunting.
Simpulan: Diharapkan ibu yang mempunyai balita terus meningkatkan
pengetahuan tentang pencegahan stunting pada balita, kepada Puskesmas agar
dapat membuat program penyuluhan kesehatan tentang pencegahan stunting pada
balita.
Kata Kunci : faktor ibu, faktor bayi, stunting, balita