FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA BATU MEKAR WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS LINGSAR

Latar Belakang : Permasalahan stunting pada usia dini terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan, akan berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia. Angka tertinggi kejadian stunting ada di desa Batu Mekar, wilayah kerja UPT Puskesmas Lingsar.
Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting balita usia balita 24-59 bulan di Desa Batu Mekar wilayah kerja UPT Puskesmas Lingsar.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan desain Case Control pendekatan retrospective. Sampel diambil dengan cara Probability Sistematic Random Sampling, data yang dikumpulkan merupakan data primer dan sekunder menggunakan kuesioner. Kemudian data dianalisis menggunakan univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil : Hasil analisis bivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah KEK (p=0,025, OR=2,86), BBLR (p=0,010, OR=4,354), IMD (p=0,022, OR=2,67), ASI eksklusif (p=0,006, OR=3,41) dan MP-ASI (p=0,000, OR=12,08). Faktor-faktor yang tidak ada hubungan dengan kejadian sunting di desa Batu Mekar adalah anemia (p=0,0516, OR=1,33), pemberian kolostrum (p=0,0781, OR=1,17). Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang memiliki hubungan erat dengan kejadian stunting adalah IMD (p=0,048) dan MP-ASI (p=0,000). MP-ASI dengan nilai Exp(B) sebesar 12,329, merupakan faktor yang sangat erat hubungannya dengan kejadian stunting di Desa Batu Mekar Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lingsar.
Simpulan: Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah KEK, BBLR, IMD, ASI eksklusif dan MP-ASI. MP-ASI merupakan faktor yang paling erat hubungannya dengan kejadian stunting. Diharapkan bagi ibu balita agar benar-benar menerapkan pemberian MP-ASI sesuai tahapan umur balita.
Kata kunci : KEK, BBLR, IMD, ASI eksklusif, MP-ASI, Stunting