HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA 12-23 BULAN DENGAN PERTUMBUHAN BATITA DI DESA PRINGGASELA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGGASELA UTAMA

Latar Belakang : Berdasarkan Suervei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
dilokasi penelitian menerangkan bahwa, dari 10 responden terdapat 4 orang yang
mengaku pernah memberikan susu formula kemudian melihat balitanya mengalami
pertumbuhan dan 6 diantaranya memiliki batita yang tidak memiliki pertumbuhan.
Tujuan : Untuk mengetahui ”Hubungan pemberian susu formula pada bayi usia 12-23
bulan dengan pertumbuhan batita di desa Pringgasela wilayah Kerja Puskesmas
Pringgasela Utama”.
Metode : Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Deskriptif Analitik yaitu peneliti mengacu terhadap data lampau, dengan pendekatan
Cross-Sectional yaitu pengukuran yang dilakukan pengamat sesaat atau dalam suatu
periode tertentu dan setiap subyek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama
penelitian (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah ibu yang
memiliki batita umur 12-23 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Pringgasela Utama
sebanyak 99 orang.
Hasil : Berdasarkan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil, dimana p value 0,001 < α
(0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan pemberian susu
formula dengan pertumbuhan batita di Desa Pringgasela Wilayah kerja Puskesmas
Pringgasela tahun 2021.
Kesimpulan : Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
pemberian susu formula dengan pertumbuhan batita di Desa Pringgasela Wilayah kerja
Puskesmas Pringgasela Utama tahun 2021 dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh antara
pemberian susu formula dengan pertumbuhan bayi usia 12-23 bulan di wilayah
Puskesmas Pringgasela Utama.
Kata Kunci : Pemberian susu formula dan pertumbuhan bayi usia 12-23 bulan.